TEKS KHUTBAH (GERHANA MATAHARI –
KUSUF)
KHOTBAH PERTAMA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ
الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ اللّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَوَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَأَمَّا
بَعْدُ فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ اتَّقُوْا اللهَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى
اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ
Jamaah Rahimakumullah,
Marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita
kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa, yaitu istiqamah dalam mengerjakan
segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Dengan demikian,
mudah-mudahan kita akan menjadi umat yang terbaik dan unggul serta mendapat
keridhaan Allah SWT di dunia dan di akhirat.
Jamaah
Rahimakumullah,
Allah berfirman dalam surah al-Imran
ayat 190-191:
إنَّ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ
يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي
خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ
فَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan Kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka
peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS Ali Imran:190-191).
Hanya ulil albaab (orang-orang yang berfikir dengan iman) yang mau
merenungi makna gerhana dan mengambil hikmahnya. Gerhana kadang tampak
menakutkan. Secara perlahan matahari menjadi gelap sebagian, lalu selama
beberapa saat matahari berada pada fase gelap total, dan kemudian secara
perlahan kembali pada wujudnya yang cemerlang. Seolah matahari “dimakan” sesuatu yang luar biasa.
Saat siang sinar matahari tiba-tiba gelap.
Muncullah berbagai mitos di berbagai masyarakat. Sebagian masyarakat ada
yang percaya dengan mitos bahwa saat gerhana matahari dimakan raksasa sehingga
orang-orang memukul berbagai benda untuk mengusir raksasa itu. Dan itu dianggap
berhasil ketika matahari kembali benderang.
Sebagian masyarakat percaya juga dengan mitos yang mengaitkan
gerhana dengan pertanda buruk tertentu. Pada zaman Rasululah SAW, mitos itu pun
terekam di dalam beberapa hadits. Saat putra Rasululah SAW, Ibrahim, wafat
terjadi gerhana sebagian di wilayah Madinah. Orang-orang ada yang mengaitkan
kematian Ibrahim dengan kejadian gerhana. Namun Rasulullah SAW membantahnya dan
mengajarkan nilai-nilai tauhid untuk menyikapinya. Kalau pun ada ketakutan yang
muncul, takutlah kepada Allah yang menciptakan gerhana, bukan takut kepada
gerhananya atau mitos-mitos yang tak jelas logikanya.
Di dalam hadits Abû Burdah dari Abû Mûsâ Radhiyallâhu ‘anhu,
dikisahkan peristiwa gerhana di Madinah:
“Ketika terjadi gerhana matahari, Nabi Saw. langsung berdiri
terkejut dan merasa ketakutan kiamat akan datang. Beliau pergi ke masjid dan
melakukan sholat yang panjang berdiri, ruku’, dan sujudnya. Setelah itu Nabi
bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ الله لاَ يَنْخَسَفَانِ
لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ
وَكَبّرُوْا،
وَصَلُّوا ، وَتَصَدَّقُوْا ……
“Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah tanda-tanda kebesaran
Allah, di mana keduanya tidak akan terjadi gerhanadisebabkan karena kematian
atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat sesuatu dari gerhana, maka
takutlah dan bersegeralah berdo’a kepada Allah memohon ampunan-Nya,
bertakbirlah dan dirikanlah shalat dan bersedakahlah.” (Muttafaq ‘Alaihi)
Jamaah
Rahimakumulah,
Ya, gerhana hanyalah salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan
Allah. Dengan sains, kita bisa lebih banyak mempelajari ayat-ayat-Nya di alam
ini. Gerhana memberi banyak bukti bahwa alam ini ada yang mengaturnya. Allah
yang mengatur peredaran benda-benda langit sedemikian teraturnya sehingga
keteraturan tersebut bisa diformulasikan untuk prakiraan.
Allah berfirman:
وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ
اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang
terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah menundukkan bagimu malam dan
siang. (QS Ibrahim:33)
Matahari dan Bulan beredar pada orbitnya masing-masing, bagaimana
bisa menyebabkan gerhana? Pada awalnya orang-orang menganggap bumi diam, bulan
dan matahari yang mengitari bumi dalam konsep geosentris. Kemudian berkembang
pemahaman matahari yang diam sebagai pusat alam semesta, benda-benda langit
yang mengitarinya, dalam konsep heliosentris. Bulan dan Matahari juga dianggap
punya cahayanya masing-masing. Tetapi Al-Quran memberi isyarat, bahwa walau
terlihat sama bercahaya, sesungguhnya bulan dan matahari berbeda sifat
cahayanya dan gerakannya. Allah SWT berfirman:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ
مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ
إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS Yunus:5).
Ayat ini bukan hanya mengungkapkan perbedaan sifat cahaya matahari
dan bulan, tetapi juga perbedaan geraknya. Perbedaan orbitlah yang menyebabkan
matahari tampak tidak berubah bentuknya, sedangkan bulan berubah-ubah bentuknya
sebagai perwujudan perubahan tempat kedudukannya (manzilah-manzilah) dalam
sistem bumi-bulan-matahari. Kini sains bisa mengungkapkan sifat gerak dan
sumber cahaya bulan dan matahari.
Gerak harian matahari dan bulan, terbit di Timur dan terbenam di
Barat, hanya merupakan gerak semu. Karena sesungguhnya bumilah yang bergerak.
Bumi berputar pada porosnya sekali dalam sehari sehingga siang dan malam silih
berganti dan benda-benda langit pun tampak terbit dan terbenam, seperti halnya
matahari dan bulan. Sesungguhnya gerak yang terjadi bukan hanya bumi yang
berputar pada porosnya, tetapi juga matahari dan bulan beredar pada orbitnya.
Bulan mengorbit bumi, sementara bumi mengorbit matahari, dan matahari pun tidak
diam, tetapi bergerak juga mengorbit pusat galaksi. Cahaya matahari berasal
dari reaksi nuklir di intinya, sedangkan bulan berasal dari pantulan cahaya
matahari. Efek gabungan sudut datang cahaya matahari dan sudut tampak dari
permukaan bumi menyebabkan bulan tidak selalu tampak bulat, tetapi berubah-ubah
dari bentuk sabit ke purnama yang bulat, dan kembali lagi ke sabit tipis
seperti pelepah kering. Allah SWT berfirman,
وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ لَا الشَّمْسُ
يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ
فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah
malam, Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka
berada dalam kegelapan. Dan matahari berjalan di tempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. Dan telah Kami
tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah
yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk pelepah yang tua. Tidaklah mungkin
bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang, dan
masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS Yaasiin: 37-40).
Walau tampak matahari dan bulan berjalan pada jalur yang sama,
tidak mungkin keduanya bertabrakan atau saling mendekat secara fisik, karena
orbitnya memang berbeda. Perjumpaan bulan dan matahari saat gerhana matahari
hanyalah ketampakkannya, ketika matahari tampak terhalang oleh bulan yang
berada di antara matahari dan bumi. Dan pada saat gerhana bulan, bulan dan
matahari berada pada posisi yang berseberangan sehingga cahaya matahari yang
mestinya mengenai bulan, terhalang oleh bumi. Bulan purnama menjadi gelap
karena bayangan bumi.
Jamaah Rahimakumulah,
Sains menjelaskan fenomena yang sesungguhnya. Sains menghilangkan
mitos dan meneguhkan keyakinan akan kekuasaan Allah. Gerhana kita ambil
hikmahnya, bahwa Allah menunjukkan kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya dengan
fenomena itu. Keteraturan yang luar biasa yang Allah ciptakan memungkinkan
manusia menghitung peredaran matahari untuk digunakan dalam perhitungan waktu
dan digunakan untuk memprakirakan gerhana. Mari kita buktikan bahwa sains telah
memprediksi gerhana pagi ini. Ketika kita menyaksikan kebenaran prakiraan
sains, bukan kebanggaan intelektual yang kita tunjukkan melainkan ungkapan:
Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha
suci Engkau (dari segala kekurangan), maka (ampunilah segala kesalahan
penjelahan intelektual kami dan) peliharalah Kami dari siksa neraka.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ
بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ
تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ وَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الُمْسِلِمْينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ فَيَا فَوْزَ المُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
KHOTBAH KEDUA
الحَمْدُ ِللهِ الَّذِى خَلَقَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالقَمَرَ نُوْرًا وَأَشْهَدُ
أَنْ لا إِلهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنأَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ
اتَّقُوْا اللهَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ
المُتَّقُوْنَ
Jamaah Rahimakumulah,
Allah SWT berfirman dalam surah
al-Qiyamah ayat 6-12:
يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُالْقِيَامَةِ فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ وَخَسَفَالْقَمَرُ وَجُمِعَالشَّمْسُوَالْقَمَرُ
يَقُولُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ كَلَّا لَا وَزَرَ إِلَىٰ رَبِّكَ
يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ
“Dia
bertanya, “Kapankah hari kiamat itu?,” Maka apabila mata terbelalak
(ketakutan), dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan
dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata, “Ke mana tempat lari?” tidak! Tidak
ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhan-Mu tempat kembali pada hari itu.”
Setelah
kita melaksanakan shalat gerhana dan merenungi hikmah di balik itu, marilah
kita akhiri khutbah ini dengan mohon ampunan dan mohon kekuatan untuk menjejaki
kehidupan kita selanjutnya.
إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَااَّلذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وعلى آلِ
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ
وَالمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الحَاجَاتِ وَأَلِّفْ
بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ
, اللّهُمَّ لا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لايَخَافُكَ وَلا يَرْحَمُنَا , اللّهُمَّ
أَعِزَّ الإسْلامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَذِّلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ
أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَانْصُرْ عِبَادَكَ المُؤْمِنِيْنَ رَبَّنَا لاتُزِغْ قُلُوْبَنَا
بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّاب
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
عِبَادَ اللهِ . إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإ حْسَانِ وَاِيْتَآءِ
ذِيْ القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكَمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ
يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ